31 October 2011

DESA?

Apa yang terlintas dalam pikiran dan terbayang dalam angan kita tentang DESA? Orang Jawa yang menjadi penghuni terbesar negeri ini mengasosiasikannya dengan istilah ndeso yang mengarah ke sikap orang yang ketinggalan jaman atau tidak mengikuti modernitas, terutama dalam hal gaya hidup dan pola pikir. Orang yang lahir di daerah pedesaan namun sekarang tinggal dan mencari penghidupan di perkotaan menempatkan desa di ruang memori masa lalunya dan suka bernostalgia tentangnya. Orang asli kota mengingat desa dalam pandangan pegunungan tinggi menjulang, sawah ladang membentang, air sungai mengalir jernih, pepohonan rindang, dan sejenisnya layaknya aksi spontanitas tiap anak bahkan orang dewasa saat diminta menggambar apapun yang saat itu ada dalam pikirannya. Orang kota yang bekerja di desa dalam proyek-proyek pembangunan menyebut desa sebagai wilayah tertinggal yang selalu butuh dibangun baik sumberdaya alam maupun manusianya. Orang desa melihat wajah lingkungannya sendiri sebagai tempat yang kurang maju sehingga butuh bantuan pihak luar untuk lebih memajukannya. Gambaran DESA telah disubordinasi secara awam.
Kemudian, apa yang tidak terpikirkan tentang DESA? Orang desa banyak meninggalkan budaya aslinya, seperti gotong royong dan tepo seliro, lalu beranjak ke budaya modern yang dianggap lebih dihormati dan dihargai. Kalangan muda dan anak-anak sekolah tidak banyak yang berpikir menjadikan desa sebagai ruang kerjanya di masa mendatang meski disitu dan dari situlah mereka dibesarkan. Petani yang mendominasi tenaga kerja di desa tidak terlalu bangga dengan profesinya meski dari tangan dan keringat merekalah bangsa ini dihidupi. Pertanian yang menjadi sandaran hidup utama warga desa tidak lagi menjadi prioritas utama pembangunan pemerintah kita. Dengan ini, DESA telah terlupakan potensinya.
Untungnya, di negara ini masih ada yang tidak sepakat dengan pernyataan tentang DESA seperti yang tertulis diatas. Mereka itu orang-orang yang belajar dan bekerja tidak untuk dirinya atau keluarganya sendiri. Mereka adalah orang-orang yang mengerti makna hakiki kehidupan ini. Mereka tahu bahwa makin banyak mengerti, makin banyak ilmu, makin banyak harta, makin banyak relasi, berarti makin banyak yang harus dilakukan untuk orang lain. Mereka sangat mencintai alam dan seisinya, menghargainya selayak diri mereka sendiri. Mereka lakukan apa yang telah mereka pelajari, pahami, yakini dan ucapkan itu semua dengan sepenuh hati. Demi kehidupan di DESA, demi semuanya.


Dian Pratiwi Pribadi